Suara Merah Putih - Akhir akhir ini sudah mulai menguak ke hadapan publik, dan hal yang di khawatir kan publik akhir nya seperti akan menjadi kenyataan, ditengah usaha dan upaya pemerintah pusat untuk mewujudkan Asta Cita dan ketahanan pangan serta ketahanan energi dan ekonomi masih belum berbanding lurus semangat nya di kepemimpinan tingkat Kepala Daerah, memang ada beberapa kepala daerah yang sudah terang terangan menolak pembelanjaan mobil baru untuk menopang mobilitas dalam menjalankan tanggung jawab nya sebagai pemimpin dalam mengurus masyarakat nya.
Keadaan terbalik terjadi di pemerintahan kota Solok, aktifis dan tokoh masyarakat mulai bereaksi dengan kebijakan pembelanjaan pengadaan mobil dinas baru yang menurut informasi yang beredar membutuhkan anggaran sekitar 3,5 milyar untuk pengadaan 3 unit mobil dinas yang peruntukan nya untuk walikota, dan wakil serta untuk ketua DPRD kota Solok.
Hal ini membuat masyarakat tidak habis pikir, dimana pemerintah pusat mati Matian menekan inflasi serta berupaya semaksimal mungkin Bagaimana penggunaan anggaran tepat sasaran dan tepat guna dan mampu menggerakkan kualitas pendidikan perekonomian dan ketahanan pangan.
Reaksi atas pengadaan mobil dinas baru di pemerintahan kota Solok ini menuai reaksi dan kontroversi di jagat Maya, salah satu akun Facebook @Agandha Armen mengupload video singkat dengan identitas komunitas "SANDAL JEPIT" sedikit membahas dimana pengadaan mobil dinas baru ini sangat tidak pas di situasi efisiensi dan upaya pemerintah pusat menekan inflasi.
Dalam kutipan video singkat Sandal Jepit Agandha Armen menyampaikan "
"Pemerintah kota Solok mencatatkan defisit anggaran sebesar 44,1milyar hal ini menggambarkan kinerja keuangan kota Solok sedang mengalami situasi yang tidak sehat, banyak hal yang harus di benahi , UMKM pasca pandemi belum mengalami peningkatan yang signifikan, begitu juga dengan pendidikan dan kesehatan masih minim fasilitas, mobil dinas baru penting untuk keselamatan kepala daerah, tapi momentum nya tidak pas, karena pengadaan mobil dinas di tengah Efisiensi anggaran yang di canangkan pemerintah pusat tidak ada urgensinya dan bisa di tunda.
Senada dengan Agandha Armen salah seorang tokoh yang juga kader Gerindra yang tak mau di sebutkan nama nya kepada awak media mengatakan
"Kita ini heran saja, padahal masyarakat tahu seluruh kepala daerah ini sudah kumpulkan di Magelang untuk retreat dalam menyamakan misi dan visi dengan pemerintah pusat, tapi dalam pelaksanaan nya masih banyak kepala daerah yang belum satu nafas dengan pemerintah pusat dan presiden Prabowo, jadi retreat ini untuk apa? "Ujarnya
Dan se-Indonesia mengetahui kalau presiden Prabowo sudah meluncurkan mobil nasional yang di produksi, yang komponennya 80 persen di buat didalam negeri dan punya beberapa varian, dan juga di launching di hari bersejarah bagi Prabowo, di hari pelantikan nya sebagai presiden Republik Indonesia, kenapa semangat ini tidak paralel dengan semangat nya presiden, padahal walikota Solok juga di usung GERINDRA "tukasnya
Memang mobil nasional ini belum bisa memenuhi kebutuhan dalam waktu singkat, tapi suasana efisiensi ini bisa di manfaatkan untuk menunggu dan menunda soal fasilitas mobil dinas, kenapa harus kejar kejaran gengsi dengan efisiensi? dan kenapa kepala daerah ini tidak memperlihatkan contoh kepada masyarakat untuk bangga menggunakan produk dalam negeri apalagi untuk fasilitas mobil dinas, yang aneh nya ini, kepala kepala daerah yang di Jawa baik yang di dukung Gerindra ataupun tidak banyak yang menolak mobil dinas baru, eh di Sumbar gengsi gengsi an dengan ingin fasilitas mobil dinas baru"tutup nya sambil tertawa.(IST)
0 Komentar